Zulfaisal Putera
JENDELA
jendela di rumah kita
jendela siapa
yang terbuka pagi-pagi sekali
yang tak lebar tapi cukup longgar
menyambut hari dengan raut berseri
menatap mata ilahi di matahari
sorotnya tajam meredam rindu dendam
tapi jendela kita hanya sebatas ini
tak layak kita lewati
kita hanya sanggup berdiri di baliknya
jendela di hati kita
jendela siapa
yang terpahat tapi tak terlihat
untuk dapat merasa tapi tak kuasa
kita berkata-kata dengan suara yang tak ada
sanggup menegur tanpa bisa bertutur
hanya ini yang kita bisa
karena jendela hati
hanya ada di sini
jendela di atas sana
jendela siapa
rasanya langit luas tak berbatas
tak berdinding tak beralas
tapi mengapa suaranya sampai ke telinga kita
Banjarmasin,